Pontianak.spektrumnasional.com || Indonesia mencatat sebanyak 1.167 kasus baru Covid-19 yang diimbas oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pada hari Minggu (19/6/2022). Selama empat hari beruntun, kasus baru harian Covid-19 RI telah menembus diatas seribu.
Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa Omicron BA.4 dan BA.5 ini memiliki penularan yang lebih cepat dengan tingkat keparahannya lebih rendah.
"Kabar baiknya, BA.4 dan BA.5 lebih cepat penularan tapi tingkat keparahan lebih rendah, gejala ringan atau tak ada gejala. Harapannya tidak banyak yang masuk rumah sakit dan tidak ada yang meninggal", katanya.
" Meskipun banyak varian baru kalaupun dia bermutasi jadi varian baru di kemudian hari, sebenarnya kita sudah belajar kunci kesehatannya dengan prokes dan vaksinasi. ini harus dilakukan, dilaksanakan, dan disiplin. Apapun variannya pencegahannya tetap sama. Jangan lupa vaksinasi lengkap plus booster. Tidak perlu pilih-pilih vaksin, semuanya sama saja. Vaksin booster ini berguna untuk meningkatkan kembali memori antibodi terhadap virus jadi akan menurunkan risiko terpapar dan juga risiko menurunkan gejala berat jika terinfeksi", sambungnya.
Epidemiolog Universiitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebutkan bahwa gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini tidak lebih ringan jika dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
" Omicron ini bukan lebih ringan, tapi yang menjadi penyebab terkesan ringan adalah karena imunitas yang sudah terbentuk. Kalau ini menimpanya ketika kita disituasi yang sama imunitas seperti Delta datang, kematiannya akan jauh lebih besar ketika BA.4 dan BA.5 ini datang. Kita beruntung ini datang setelah gelombang Delta," ujarnya.
Kabar baik menurut Dicky bahwa seseorang yang lebih memiliki imunitas dari BA.4 dan Ba.5 yaitu seseorang yang sudah mendapatkan tiga dosis vaksin Covid- 19 serta usia yang masih belia.
"Pada orang yang sudah memiliki imunitas khususnya kalau tiga dosis, kemudian hybrid sudah dua dosis juga terinfeksi khususnya yang infeksi Delta misalnya, ini mereka apalagi usianya masih muda itu yang cukup bisa menjadi barrier. Sehingga kasus infeksi yang menimpa mereka itu umumnya tidak bergejala atau bergejala ringan," terang Dicky pada detik.com, Kamis (16/6/2022).
Dokter dan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa masyarakat tidap perlu panik jika terpapar varian ini. Apapun subvarian Covid-19 yang bermutasi, kunci pencegahan dan cara mengatasinya tetap sama.
" Tidak usah permasalahkan variannya, karena protokolnya sama, pencegahannya sama. Tapi tidak boleh lengah dan harus waspada. Penting untuk tetap tenang, tidak cemas, jangan panik, karena kita punya pengalaman menghadapi varian baru Covid ini," kata Syahril.
Tetaplah melaksanakan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus corona seperti mencuci tangan Anda dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, memakai masker, menjaga jarak sosial, mengurangi mobilitas dan vaksinasi.
Rilis Lebih dari 14 Single, Zahra Zee Siap Jadi Ikon Lagu Anak Indonesia
Vanya Wijaya Rilis 6 Lagu Inspiratif Lewat Mini Album "Pejuang Tangguh"
Kenneth Trevi Melampaui Batas Disleksia, Mewujudkan Mimpi Jadi Penyanyi Profesional