SURABAYA. SPEKTRUMNASIONAL. COM || Aksi kekerasan Suporter bisa terjadi kapanpun. Seperti yang menggemparkan publik di Stadion Kanjuruhan Malang yang mempertemukan derbi Jawa Timur (Jatim) antara Arema FC Malang vs Persebaya Surabaya. Jika dilihat dari layar kaca yang terekam, para suporter Arema FC mencolok dengan berbagai atribut dukungannya. Awalnya mereka terlihat ramah dan bersahabat jika disorot kamera. Namun saat itu bagaikan sebuah petir yang menyambar sehingga membuat stadion Kanjuruhan berubah mencekam. Surabaya 15/10/2022
Pengamanan Liga 1 BRI kali ini dipusatkan kepada ancaman regulasi FIFA terkait kerusuhan yang terjadi pada 1 Oktober lalu di Stadion Kanjuruhan masih, menyisakan air mata dan rasa trauma. Wajar karena saat itu langit Kanjuruhan terlihat mendung hitam gelap seperti sang petualang dari timur. Beberapa titik di sisi tribun gempar dengan dentuman senapan gas air mata dan rentetan asap yang membabibuta. Harapan saya sebagai penulis, semoga kejadian mengerikan ini tidak kembali terulang selama disenggelarakannya turnamen sepakbola di bumi pertiwi.
Demi kenyamanan saat pertandingan, ribuan pasukan keamanan diturunkan guna melindungi nyawa manusia, karena kedua kesebelasan tersebut adalah musuh setia. Persebaya selama 23 tahun belum pernah terkalahkan dari Singo Edan dikandangnya sendiri. Namun putaran revolusi Persebaya berubah jadi kemenangan 2-3 atas Arema FC. Rasanya itu masih belum cukup untuk menanggulangi ancaman yang lebih nyata di perhelatan sepakbola hooliganisme.
Ketahuilah para perusuh tidak pernah kehabisan akal menunjukan eksistensinya. Lihat bagaimana para suporter bisa menyelundupkan red flare (suar) ke dalam stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya. Pedahal mereka harus menghadapi dinding keamanan setinggi dua meter dan tiga kali gerbang pemeriksaan. Bahkan ketika sudah berada di tribun, beberapa suporter mencoba menerobos masuk ke dalam lapangan.
Lihat saudara, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan dalam skala besar. Coba fokus bagaimana kesemrawutan hooliganisme yang terjadi di Liga 1 BRI. Apalagi aksi hooliganisme lebih hobi dilakukan kepada rival. Beberapa catatan keributan antara suporter di Liga BRI seperti kerusuhan antara Arema FC vs Persebaya.
Pertempuran sengit yang melibatkan suporter dengan aparat kini memakan nyawa sebanyak 129 yang dinyatakan orang tewas. Bagaimana para suporter Arema membabi-buta menyerang pemain dan aparat?
Saya pernah berpikir dengan insting logika bahwa setidaknya ada 10 pertandingan Liga 1 BRI yang dikhawatirkan akan memicu kekerasan, dan sedikitnya ada lima pertandingan yang mengundang pertempuran dan perkelahian. Kekhawatiran itu tidak lepas dari tempat penyelenggarannya itu sendiri karena berbagai faktor "sang punya rumah".
Faktor tuan rumah memang sering menjadi ganjalan bagi beberapa kesebelasan atau suporter yang ingin bertamu. Bagaimana ketika sebagian besar suporter Arema menolak kekalahannya dari Persebaya ?. Mereka menolak karena sakit hati ketika Persebaya berhasil merobek benteng pertahanan Arema FC saat detik-detik terakhir.
Pada ajang liga 1 BRI kali ini, ada pertanda muncul dari daerah yang sama-sama berasal dari Jatim. Para Ultras Arema FC yang dikenal dengan Singo Edan menolak kekalahan dari Persebaya .
Dari kecemasan memang menjadi nyata. Para suporter Arema FC mendapatkan serangan dari aparat, kemudian para suporter Arema FC berupaya mempertahankan diri walau berdarah-darah. Setelah bentrokan usai, mereka bernyanyi seperti menyentil perasaan kekecewaan
Di sisi lain, mereka menyanyikan itu karena aksi rusuh tidak akan menghentikan mereka untuk mendukung Arema FC di Kanjurhan. Tapi sampai hari ini team DVI Mabes Polri masih mengusut, bentrokan yang terjadi.
Sementara pertandingan Arema FC antara Persebaya pun dikhawatirkan bakal terjadi bentrokan, maka dari itu Presiden memerintahkan PSSI agar menunda turnamen Liga 1 BRI karena sudah menelan ratusan korban jiwa dalam waktu yang sangat singkat . Arema FC hooligan memiliki persaingan dan sama-sama punya catatan kekerasan yang tinggi.
(Dilaporkan oleh : Maksimus Lewogete)
Polsek Sagaranten Polres Sukabumi Tempuh 60 Km Berikan Makan Siang Gratis Siswa Sekolah Dasar
Dalam diri setiap orang pastinya memiliki potensi, baik dalam berbisnis dan juga berwirausaha. Setiap orang mempunyai pola dan konsep nya masing-masing dalam membangun bisnis kewirausahaan.