KOTA KUPANG. SPWKTRUMNASIONAL.COM || Masyarakat Nusa Tenggara Timur dihimbau untuk tidak melakukan penanaman pada situasi hujan yang kurang menentu, hal itu demi menjaga agar masyarakat tidak mengalami gagal tanam dan gagal panen.
Terlihat dari situasi saat ini curah hujan di daerah-daerah yang ada di Nusa Tenggara Timur terdapat daerah yang curah hujannya cukup banyak dan ada daerah yang curah hujannya rendah.
Rahmattulah Adji Kepala Stasiun Klimatologi NTT pada jumpa pers bersama para awak media di Loby Kantor Gubernur NTT menyampaikan bahwa, berdasarkan pantauan analisis BMKG curah hujan di bulan September telah terjadi curah hujan yang terjadi di wilayah NTT, dengan kondisi curah hujan rendah, menengah dan curah hujan tinggi.
"Seperti di wilayah Labuan Bajo atau Ruteng, kemudian Borong, beberapa wilayah di Flores bagian barat dan wilayah di sekitar Soe (TTS) telah mengalami curah hujan yang menengah," jelas Adji.
Ia melanjutkan bahwa mengenai dengan hari tanpa hujan, dari monitoring BMKG telah terjadi hujan mulai dari kategori sangat pendek, pendek dan menengah, terdapat juga beberapa titik yang curah hujannya masih cukup panjang dan lebih dari 60 hari, seperti yang ada di Sabu, Pulau Rote dan untuk pulau Timor berada di wilayah Oebelo yang curah hujan panjang.
Persoalan mengenai situasi saat ini telah memasuki musim hujan atau belum, maka dilihat dari kriteria yang digunakan oleh BMKG seperti, suatu wilayah dikatakan masuk musim penghujan, bila dalam satu dasar (10 hari) yaitu yang terukur 50 mm atau lebih dan diikuti dengan dua dasar yang berikutnya, artinya dalam satu bulan kurang lebih 150 mm, jika demikian baru wilayah tersebut dikatakan memasuki musim penghujan.
"Prediksi kita untuk masuk awal musim penghujan itu dimulai dari bulan Oktober hingga bulan November, sedangkan untuk wilayah daratan Timor akan terjadi pada November awal dan akhir, kita akan selalu update di setiap sepuluh harinya dan setiap bulan akan menerbitkan buku yang namanya analisis dan evaluasi curah hujan bulanan dan perkiraan hujan tiga bulanan," papar Adji.
Pada awal diprediksi adalah wilayah Ruteng dan yang selama ini di kenal adalah daerah basah, akan terjadi pada Oktober tiga dan daratan Flores di sekitar Maumere, Larantuka, Lewoleba, Malabahi akan terjadi hujan pada bulan November.
Lebih lanjut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lecky Frederich Koli mengimbau agar masyarakat Nusa Tenggara Timur terus mengikuti informasi yang keluarkan oleh Klimatologi NTT, sehingga tidak terjadi gagal tanam dan gagal panen.
Masyarakat perlu bijak melihat fenomena alam ini sehingga ketika informasi dari BMKG menjadi referensi utama untuk bisa melakukan penanaman, sampai pada pengen sekaligus menghindari kerugian yang lebih besar akibat kesalahan membaca situasi alam.
(Dilaporkan oleh : Okto Rohan)
Polsek Sagaranten Polres Sukabumi Tempuh 60 Km Berikan Makan Siang Gratis Siswa Sekolah Dasar
Dalam diri setiap orang pastinya memiliki potensi, baik dalam berbisnis dan juga berwirausaha. Setiap orang mempunyai pola dan konsep nya masing-masing dalam membangun bisnis kewirausahaan.