spektrumnasional.com || Posisi, jabatan, atau kepemimpinan akan mengalami pergeseran, pergantian, maupun perombakan baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Suka maupun tidak suka, senang maupun tidak senang, pergantian akan tetap terjadi. Hanya saja, pergeseran ataupun pergantian kepemimpinan tersebut memiliki berbagai kondisi dan alasan masing-masing. Beberapa yang sering terjadi adalah pergantian karena habis masa jabatan, karena melakukan kesalahan, karena promosi ataupun demosi, bahkan bisa saja terjadi karena kecelakaan atau kematian.
Kepemimpinan
Sebelum membahas pergantian kepemimpinan, perlu kita ketahui dulu apa arti kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah hal yang dominan, berperan penting dan krusial dalam segala aspek upaya meningkatkan prestasi kerja baik dalam tingkat individual, kelompok, atau organisasi. Kepemimpian bisa diartikan sebagai sikap kemampuan atau kekuatan diri seseorang dalam memimpin atau membimbing orang lain maupun kelompok atau organisasi.
"Kepemimpinan adalah masalah kecerdasan, kepercayaan, kemanusiaan, keberanian, dan disiplin. Ketergantungan pada kecerdasan saja menghasilkan pemberontakan. Latihan kemanusiaan saja menghasilkan kelemahan. Fiksasi pada kepercayaan menghasilkan kebodohan. Ketergantungan pada kekuatan keberanian menghasilkan kekerasan. Disiplin yang berlebihan dan ketegasan dalam memberi perintah menghasilkan kekejaman. Ketika seseorang memiliki kelima kebajikan bersama-sama, masing-masing sesuai dengan fungsinya, maka dia bisa menjadi pemimpin." - Jia Lin, dalam komentarnya tentang Sun Tzu, Art of War.
Dari komentar tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan. Faktor kecerdasan, kepercayaan, kemanusiaan, keberanian, dan disiplin haruslah seimbang sesuai dengan fungsinya dan berjalan beriringan menjadi sebuah kesatuan dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus bisa membimbing atau memandu anggotanya, serta dapat mempengaruhi sekaligus meyakinkan sekelompok orang atau seseorang. Ketika pemimpin dan anggotanya sudah berada di jalur yang sama, maka apa yang ditargetkan akan lebih mudah dicapai. Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepemimpinan adalah perihal pemimpin atau cara memimpin. Sedangkan pemimpin menurut KBBI adalah orang yang memimpin.
Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.Si., dalam buku berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (2009), kepemimpinan harus memiliki tiga aspek penting, diantaranya adalah:
1. Pemimpin harus melibatkan oranglain. Tentu saja oranglain yang dimaksud adalah pengikut, bawahan, atau anggota-anggota kelompok. Kesediaan dari anggota kelompok dalam menerima sebuah arahan dari pemimpin tentu akan membantu. Dengan demikian, keterlibatan oranglain akan membantu menegaskan status pemimpin. Selain itu, akan memungkinkan terjadinya sebuah proses kepemimpinan. Tanpa adanya bawahan atau anggota, semua sikap dan sifat dari kepemimpinan seorang pemimpin menjadi tidak relevan.
2. Kepemimpinan harus mencakup distribusi kekuasaan. Distribusi kekuasaan harus tidak sama di antara pemimpin dan para anggota kelompok. Maksud dari aspek ini adalah anggota kelompok tetap memiliki kuasa di dalam sebuah organisasi. Mereka dapat membentuk kegiatan kelompok melalui berbagai cara. Akan tetapi, tentu saja kekuasaan dari pimpinan (pemimpin organisasi) cenderung akan lebih tinggi, jika dibandingkan dengan anggota kelompoknya.
3. Kemampuan dalam menggunakan berbagai bentuk kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin umumnya akan digunakan dalam memengaruhi perilaku anggota kelompoknya. Hal itu dilakukan melalui sejumlah cara. Pada dasarnya, para pemimpin akan memengaruhi para anggota kelompoknya. Supaya anggota kelompok dapat melakukan pengorbanan secara pribadi. Pengorbanan tersebut digunakan demi tujuan organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin diharapkan memiliki kewajiban khusus dalam mempertimbangkan etika, saat akan mengambil sebuah keputusan.
Dalam sebuah hubungan kepemimpinan, selalu terbentuk dua kubu kelompok anggota. Anggota dalam kelompok, dianggap lebih berpengalaman, kompeten, dan bersedia memikul tanggungjawab daripada pengikut lainnya. Kelompok pertama ini mulai diandalkan pemimpin untuk membantu tugas-tugas yang strategis dan menantang. Jika respon kelompok baik, pemimpin memberikan penghargaan dengan pembinaan ekstra, penugasan kerja yang menguntungkan, dan pengalaman pengembangan baik pribadi maupun kelompok. Disini akan terbangun hubungan timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain dan anggota kelompok akan cenderung membangun ikatan yang lebih kuat dengan berbagai latar belakang dan minat yang sama. Hubungan tersebut membentuk loyalitas tinggi anggota kelompok terhadap pimpinan.
Kelompok kedua bisa disebut sebagai anggota luar kelompok. Interaksi anggota kelompok dengan pimpinan relatif jarang atau lebih sedikit dibandingkan dengan anggota dalam kelompok. Pemimpin sekedar mengharapkan kinerja yang memadai, kehadiran, rasa hormat sewajarnya, dan kepatuhan terhadap penugasan dengan imbalan upah yang adil. Pengalaman anggota kelompok kedua untuk berkembang juga lebih sedikit, dan pemimpin cenderung untuk menekankan otoritas formalnya dalam mendapatkan kepatuhan terhadap permintaan pemimpin. Anggota luar kelompok lebih mungkin untuk mengajukan keluhan atau meninggalkan organisasi.
Pergantian Kepemimpinan
Bagaimana dengan pergantian kepemimpinan? Secara tidak langsung hal ini akan meluas ke beberapa aspek kepemimpinan. Dengan kepemimpinan yang baru, tentu saja setidaknya terdapat perbedaan keterlibatan oranglain dalam kelompok atau organisasinya. Dalam hal pembagian kekuasaan pun akan mengalami pergeseran seiring dengan kubu anggota kelompok yang secara otomatis juga mengalami pergantian.
Mengambil contoh adanya pergantian kepemimpinan di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Wakil Bupati Gorontalo Utara yang sebelumnya ditunjuk sebagai pelaksana tugas Bupati Gorontalo Utara, sudah resmi dilantik menjadi Bupati Gorontalo Utara pada 27 Juni 2022 lalu.
Selama menjabat sebagai pelaksana tugas Bupati, tidak banyak kebijakan baru yang diambil, semuanya masih sejalan dengan kebijakan-kebijakan Bupati sebelumnya. Belum ada juga rotasi atau mutasi kepegawaian di lingkungan pemerintah daerah. Namun, sudah mulai banyak anggota organisasi, dalam hal ini pegawai di lingkungan pemerintah daerah, maupun tokoh-tokoh politik yang secara langsung maupun tidak langsung ingin masuk ke dalam kelompok pertama atau kelompok anggota dalam. Dari kacamata politik mungkin hal ini sangat wajar, dilihat dari sisa masa jabatan yang akan berakhir tahun 2023 nanti.
Ada juga sisi positif dari fenomena umum yang sedang terjadi ini. Misalnya, beberapa instansi di lingkungan pemerintah daerah mulai mengaktifkan kembali sistem apel pagi di lingkungan kerjanya masing-masing. Setelah dilakukan sidak pimpinan daerah, ruangan kerja yang biasanya terlihat kosong di beberapa untit pelayanan dan kantor instansi, sekarang sudah memiliki petugas piket. Instansi lain pun mengikuti langkah tersebut untuk menghindari sidak dan temuan.
Teori kubu anggota dalam dan luar dalam kepemimpinan seperti mendapatkan penguatan dengan adanya mutasi kepegawaian tanggal 30 Juni 2022. Meskipun kebetulan, dalam waktu tiga hari setelah pelantikan menjadi Bupati, sudah ada mutasi pegawai walaupun hanya pergeseran atau pertukaran jabatan setingkat, dalam hal ini mutai kepala kecamatan (Camat).
Dari contoh diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa pergantian kepemimpinan memiliki efek yang besar dalam sebuah kelompok atau organisasi. Mulai dari keterlibatan anggota kelompok, kubu anggota kelompok, serta pembagian tugas, wewenang dan kekuasaan kepada anggota kelompok akan mengalami pergeseran. Hal ini karena masing-masing pemimpin memiliki kubu pendukungnya sendiri, dan kubu tersebut bisa dianggap sebagai anggota kelompok dalam yang tentu saja mendapatkan prioritas dari pimpinan.
Masing-masing pemimpin memiliki gaya kepemimpinan sendiri, serta memiliki usaha strategis sendiri untuk membawa kelompoknya ke arah yang lebih baik. Sebagai anggota kelompok atau organisasi, yang perlu dilakukan adalah beradaptasi setiap ada pergantian kepemimpinan.
Referensi :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
2. Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya manusia. 2009. Jakarta : Kencana.
Ditulis oleh:
Antonius Sigid Priharsanto
(Mahasiswa PJJ Informatika, Universitas Siber Asia)
TIMOR LESTE- Spektrum-nasional.com || Dari semua indera yang dimiliki oleh manusia, indera penglihatan atau mata tampaknya adalah indera yang paling berkembang.
Ume Kbubu (Rumah Bulat) merupakan suatu konstruksi bangunan yang berbentuk bulat yang berfungsi sebagai tempat tinggal suatu keluarga, sehingga Ume Kbubu (Rumah Bulat) merupakan pusat kehidupan dan kekerabatan suatu kaum keluarga. Dalam masyarakat tr