Kota Kupang. Spektrum-nasional.com || Merespon Adanya kasus kekerasan yang berdampak pada pembunuhan di Oesapa, Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurutnya, kasus pembunuhan di Kota Kupang yang semakin memprihatinkan dan hampir tidak terkontrol harus menjadi perhatian secara serius oleh semua lembaga.
Demikian disampaikan Frids Tae kepada media ini pada Senin, (25/09/2023).
"Kasus pembunuhan di Kota Kupang semakin hari, semakin memprihatinkan. Ini perlu menjadi perhatian serius aparat penegak Hukum, lembaga-lembaga pendidikan, pemerintah Kelurahan, sampai RT/RW, termasuk lembaga agama serta komunitas-komunitas kepemudaan dan organisasi-organisasi Mahasiswa," ujar Frids.
Lebih lanjut, Frids Tae, Alumni Universitas Kristen Artha Wacana ini menegaskan bahwa kasus yang terjadi di masyarakat tersebut merupakan kelalian kolektif semua lembaga, termasuk lembaga Pendidikan.
"Masalah kemanusiaan ini terjadi sangat masif dan menunjukan bahwa masih ada kelalaian dalam rangka mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat. Kelalaian tersebut tidak hanya dilihat sebagai kelalaian aparat penegak hukum (APH), tetapi menjadi kelalaian kolektif Pemerintah Kelurahan/Desa, Lembaga Agama, organisasi dan Komunitas kepemudaan (OKP) serta lembaga Pendidikan. Sehingga Hal ini harus menjadi refleksi bersama. Sebab, konflik dan kasus-kasus kemanusiaan yang menelan Korban harus segera dihentikan," Tegas Frids.
Merespon persoalan tersebut lebih lanjut, Alumni Fakultas Teologi UKAW ini menyampiakan bahwa kasus yang melibatkan anak-anak muda atau mahasiswa tersebut disebabkan antara lain konsumsi minuman keras (Miras), adanya rasa tendensi Suku dan masalah-masalah lainnya.
"Kasus kekerasan (Pembunuhan, red), terjadi pada anak-anak muda. Penyebabnya antara lain konsumsi minuman keras yang berlebihan, sampai tidak mampu mengontrol ucapan dan Tindakan. Selain itu, penyebab konflik dan kasus pembunuhan diakibatkan karena tendensi antar suku dan masalah lainnya. Ini menjadi tanggung jawab yang serius," ungkapnya.
Lebih spesifik, Frids Tae menjelaskan bahwa kasus yang melibatkan pemuda-pemudi atau mahasiswa tersebut karena lembaga-lembaga pendidikan tidak masif meberikan sosialisasi dan edukasi kepada semua mahasiswa atau pemuda-pemudi. Sejauh ini edukasi hanya terbatas pada proses belajar-mengajar di Ruang Kelas. Tidak ada aktifitas lebih lanjut misalnya konseling dan pendampingan bagi semua mahasiswa untuk bagaimana menejemen Konflik. Bagi Frids tindakan tersebut sangat penting, sebab merupakan tanggung jawab lembaga Pendidikan menciptakan generasi muda yang berani mengatasi masalah.
"Sampai hari ini, kita hampir tidak pernah mendengar lembaga-lembaga pendidikan mengadakan sosialisasi dan edukasi yang masif terkait menejeman dan resolusi konflik terhadap mahasiswa. Sesungguhnya tindakan ini penting, sebab lembaga pendidikan bertanggung jawab menciptakan generasi muda yang mampu mengatasi masalah dengan cara yang Soft, dibandingkan dengan langkah tindakan kekerasan. Lembaga pendidikan bertanggung jawab mengedukasi pemuda-pemudi mahasiswa agar berupaya menyelesaikan masalah," jelas Putra Berkelahiran Kab. Malaka ini.
Menurut Kecap GMKI Kupang, fenomena yang melibatkan pemuda-pemudi, artinya mereka yang berpendidikan turut memberi sumbangan pada tingkat kekerasan di Kota Kupang. Lembaga Pendidikan jangan terkesan menciptakan orang Pintar, tapi tidak menciptakan orang baik.
"Sejauh pengamatan, Masalah pembunuhan, perkelahian yang marak terjadi melibatkan mahasiswa dan pemuda-pemudi pada umumnya. Itu artinya mereka yang berpendidikan turut menjadi pelaku kekerasan pembunuhan antar sesama dan serentak menjadi penyumbang angka kekerasan di Kota Kupang. Lembaga Pendidikan harus turut memikirkan hal ini, agar lembaga-lembaga Pendidikan tidak terkesan menciptakan orang Pintar, tetapi Lupa menciptakan Orang-orang baik," Tegas Ketua GMKI.
Selain menyoroti lembaga Pendidikan, Frids Tae memberikan catatan penting bagi lembaga-lembaga lainnya, seperti lembaga Agama. Baginya, lembaga agama juga harus merangkul pemuda-pemudi untuk meberikan edukasi bagimana menghindari Konflik antar sesama. Menurutnya, lembaga agama harus menjadi rumah bagi pemuda-pemudi, tempat melatih etika dan Moralitas pergaulan. Hal ini diuraikan dengan tegas oleh Frids.
"Selain apa yang saya sampaikan sebelumnya, lembaga agama perlu secara masif merangkul pemuda-pemudi setempat agar mereka selain melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Tetapi teredukasi terus-menerus untuk bagaimana menghindari konfil-konflik antar sesama Muda-mudi. Lembaga agama harus menjadi rumah untuk semua orang, termasuk pemuda-pemudi melatih Moralitas, Etika pergaulan dan Etika menejemen Konflik di lingkungan masyarakat agar mereka berlaku bersahabat dengan semua orang, dengan sesamanya," pintanya.
"Sekali lagi, Tanggung jawab tersebut tidak hanya tanggungjawab aparat keamanan, tetapi lembaga agama, Pemerintah dan lembaga pendidikan, serta komunitas dan organisasi kepemudaan," tambahnya
Meluruskan benang kusut ini, salah satu ketua organisasi Cipayung Kota Kupang ini menguraikan dengan serius bahwa persoalan kemanusiaan tersebut juga harus diperhatikan oleh pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Lurah, RT/RW. Harus ada upaya tegas oleh pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat. Perlu adanya kerja sama dengan lembaga agama dan organisasi kepemudaan lainnya untuk mengontrol kebiasaan dan tindakan mereka yang sering kumpul-kumpul dan mengonsumsi minuman keras di acara-acara pesta, agar tidak membuat masyarakat gelisah.
"Pemerintah lurah, RT/RW juga demikian. Perlu bekerja sama dengan lembaga agama untuk merangkul semua pemuda-pemudi mahasiswa, dan melakukan tindak tegas terhadap mereka yang kumpul-kumpul hanya sekedar minum-minum di jalan, di acara pesta dan sebagainya. Agar dengan demikian, pemuda-pemudia dapat dikontrol secara masif. Sebab, Konflik yang berakhir pembunuhan membuat masyarakat menjadi gelisah ketika beraktifitas di malam hari, maupun mengadakan acara-cara yang sifatnya bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat," ujar Frids.
Mengakhiri responnya terhadap Kasus kemanusiaan yang sering terjadi di Kota Kupang belakangan ini, termasuk pembunuhan yang terjadi kemarin di Oesapa, Ketua GMKI, Frids Tae mengapresiasi aparat kepolisian yang sudah bertindak cepat ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi, Ia berharap pelaku segera ditangkap dan selanjutnya ditindak tegas. Termasuk Kasus-kasus terdahulu harus ditindak secepatnya. Selain itu, Ia menghimbau seluruh Organisasi pemuda dan masyarakat untuk bekerja sama meminimalisir kasus kemanusiaan dan konflik-konflik lainnya yang ada di Kota Kupang.
"Saya mengapresia Aparat Kepolisian yang sudah bergerak cepat ke TKP untuk meninjau dan menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di Oesapa. Kami berharap Aparat Kepolisian segera menangkap pelaku dengan segala peralatan yang dimiliki dan selanjutnya melakukan tindak tegas terhadap pelaku. Sekiranya, kasus yang terdahulu juga sedang ditindak lanjuti. Bagi seluruh masyarakat, mari kita bergandengan tangan, bekerja sama untuk mengatasi masalah-masalah kemanusiaan di Kota Kupang. Sedangkan, bagi seluruh rekan-rekan organisasi kepemudaan, sebagai pelengkap kampus dan wadah edukasi, mari kita terus menghimbau dan melatih pemuda-pemudi mahasiswa agar tetap sadar sebagai kaum terdidik," kata Ketua GMKI. ***
PJ Gubernur Sumut Akan Tindak Tegas ASN Yang Tidak Netral Dalam Pilkada