"Tempora Mutantur et nos Mutamur in Illis", waktu berubah dan kita ikut berubah di dalamnya. Ungkapan latin ini tentu amat relevan dengan kehidupan manusia zaman sekarang yang mana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang amat signifikan dalam kehidupan manusia, salah satunya ialah artificial intel.
Itelegent atau kecerdasan buatan.
Artificial intelegent atau yang sering disebut AI merupakan suatu invoasi dalam dunia teknologi yang mana teknologi ini dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola.
Teknologi kecerdasan buatan atau AI pertama kali mucul pada tahun 1956 oleh John McCharthy sebagai penemu sekaligus pelopor teknologi tersebut. Artificial intelegent kemudian mengalami pembaharuan di era internet yakni era 2000-an.
Kehadiran Artificial intelegent tentu sangat membantu kehidupan manusia. Selain menghemat tenaga, Artificial intelijen juga lebih efisen dalam memudahkan pekerjaan manusia, dalam hal ini ialah efisiensi waktu dan biaya. Artificial Intelejen juga sangat membantu manusia dalam hal produksi industri, desain, dan industri visual videografis. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya pengembangan Artficial intelegent dalam bentuk chip robot, situs web dan aplikasi-aplikasi yang sangat membantu pekerjaan manusia dalam hal porduksi industri dan teknolgi komunikasi dan informasi.
Kecanggihan Artifical Intelegent juga merambah hingga ke dunia penididikan. Pada tanggal 3 November 2022, badan Artificial Intelegent merilis sebuah chatbot hasil pengembangan dari Artificial Intelegent yang dinamai Chat GPT (chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI, menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk berinteraksi dengan pengguna dalam format percakapan atau dialog). Hasil pengembangan ini memiliki model Deep Learning yang mampu beradaptasi dengan bahasa manusia. Dengan menggunakan algoritma neural network yang sangat sempurna dan kompleks, Chat GPT dapat menghasilkan pola bahasa dalam bentuk teks yang sama persis dengan teks manusia. Hal tersebut ditunjukan dengan kemampuan Chat GPT dalam meniru gaya tulisan dan vocabular tertentu dengan sangat sempurna. Selain itu, Chat GPT juga mampu memahami konteks kalimat dan hubungan antar kalimat dengan baik, sehingga pekerjaan yang berbentuk teks seperti surat lamaran, outline artikel, menulis lagu dan lain sebagainya akan dimudahkan dengan kecanggihan Chat GPT. Hal ini tentu sangat membantu para pelajar dalam mengerjakan tugas sekolah dan kuliah seperti esai, makalah, artikel dan karya ilmiah lainya. Para pelajar hanya perlu menginstruksi kebutuhan tugas mereka dalam bentuk teks perintah yang kemudian akan dikonstruksi dan dikerjakan secara otomatis oleh Chat GPT. Hasil pekerjaan Chat GPT memiliki akurasi yang sempurna dan autentik sehingga para pelajar terhindar dari adanya praktik plagiarisme.
Selain itu, Chat GPT juga menjadi wadah bagi para pelajar untuk memproleh informasi yang lebih bervariasi dan beragam. Keberagaman informasi tersebut tentu sangat membantu para pelajar untuk memperkaya materi, referensi dan sebagainya sehingga para pelajar tidak hanya terfokus pada silabus pendidikan yang ditetapkan oleh instansi pendidikan.
Kemudahan dan kecanggihan Chat GPT juga memiliki dampak yang amat negatif bagi para pelajar secara subjektif. Secara eksplisit, konsumsi yang berlebihan dalam menggunakan kemudahan Chat GPT akan menimbulkan adanya mentalitas untuk mengingatkan segala sesuatu khusunya dalam pengerjaan tugas sekolah dan kuliah. Dengan adanya akses yang mudah untuk diperoleh, para pelajar akan lebih memilih jalan pintas untuk mengerjakan tugas ketimbang harus mencari dan membaca buku atau sumber referensi tertentu. Hal tersebut kemudian berdampak pada memudarnya semangat literasi dan kekreatifan pelajar dalam menulis. Dan lebih memprihatinkan lagi, para pelajar tidak mampu menuangkan ide dan gagasan mereka ke dalam bentuk sebuah tulisan.
Dampak lainnya ialah kejongkokan para pelajar dalam berpikir. Dengan segala kemudahan dan kecanggihan Chat GPT, para pelajar secara tidak langsung mulai menanam benih-benih “malas berpikir” dalam diri mereka, sehingga tidak heran bila banyak informasi hoax yang tersebar di kalangan pelajar. Hal ini disebakan karena kurangnya kemampuan para pelajar dalam mengkritisi informasi yang diterima.
Pemanfaatan teknologi yang bijak tentu akan membawa dampak yang positif dan tentunya akan meminimalisir segala kemungkinan yang bersifat negatif. Oleh karena itu, para pelajar hendaknya bijak dalam menggunakan segala teknologi yang tersedia. Dengan memaksimalkan kemampuan teknologi yang ada, para pelajar juga termotivasi untuk selalu mengembangkan potensi diri ,berinovasi dan berkreasi. Tentunya semuanya itu amat berguna untuk masa depan bangsa dan negara.
Perkembangan teknologi akan selalu mengiringi perjalanan hidup manusia. Semua kecanggihan dan kemudahan teknologi tentu sangat bermanfaat bagi manusia dalam meringankan segala jenis pekerjaan. Yang perlu dikritisi ialah, teknologi tidak pernah menimbulkan dampak negative bagi manusia. Yang menyebabkan teknologi memiliki dampak negative ialah manusia itu sendiri. Dengan kata lain, semuanya kembali kepada bagaimana manusia memanfaatkan teknologi tersebut.
Ditulis oleh: Charlie Riberu, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mandira Kupang.
Kapolres Nagekeo Diduga Membangun Kelompok Medsos KH-Destroyer. Ada Apa?