Erlyna MardianyMahasiswa S2 TEP - Universitas PGRI Adi Buana
Semenjak kurikulum 2013 diberlakukan banyak guru TIK di tingkat SMP dan SMA menjadi galau. Beberapa guru diberhentikan sepihak oleh sekolah karena tidak mendapatkan jam mengajar. Sebagian besar bertahan dengan konsekuensi mengajar mata pelajaran yang lain. Sebagian kecil guru beruntung karena berkesempatan mutasi ke jalur SMK dan industri. Semua ini adalah imbas dari PP 32 tahun 2013 yg ditandatangani presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah mengubur TIK sebagai mata pelajaran di tingkat SMP dan SMA.
Inilah sebuah kisah nyata dari sebuah kebijakan yang memakan korban. Bukan hanya guru TIK tapi juga banyak anak kehilangan kesempatan belajar TIK di sekolah, karena mata pelajarannya tidak ada. Mereka tidak lagi mendapat kesempatan belajar TIK di era pembelajaran abad 21. Mereka hanya menjadi pengguna TIK dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Anak asyik dengan gedgetnya tanpa pemandu dan menjadi kecanduan gedget untuk hiburan.
Wajar saja bila nilai ujian nasional berbasis komputer (UNBK) siswa jenjang SMP menurun drastis. Sebab anak Indonesia tidak terbiasa menggunakan piranti komputer dan internet. Keterampilan TIK dan literasi TIK mereka rendah, karena belum menguasai TIK dengan baik. Hanya anak-anak yang terbiasa dengan komputer dan internet yang mendapatkan nilai tinggi.
Kondisi ini diperparah dengan datangnya pandemi covid-19. Wajah pendidikan di dunia secara global berubah. Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka harus dilakukan secara daring / Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Siswa dan Guru dipaksa bersegera merubah model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran berbasis Teknologi Informasi.
Pemerintah bermaksud mengintegrasikan TIK ke semua mata pelajaran. Semua guru wajib menguasai TIK. Tapi sayangnya siswa tidak diwajibkan menguasai TIK. Guru banyak yang belum menguasai TIK sehingga materi TIK tak pernah sampai ke otak siswa. Terjadi kesenjangan antara siswa di kota dengan di desa. Semakin banyak siswa Indonesia yang belum menguasai TIK dengan baik. Apalagi literasi TIK yang sangat diperlukan dalam pembelajaran abad 21.
Perkembangan teknologi informatika yang sangat pesat pada masa pandemi, nampaknya menjadi angin segar untuk pelajaran TIK. Kemendikbudristek baru saja meluncurkan Kurikulum Merdeka pada Merdeka Belajar Episode Ke-15. Kurikulum merdeka diyakini sebagai solusi terbaik untuk memperbaiki pemulihan kualitas dunia pendidikan di Indonesia pasca Pandemi Covid-19. Salah satu perubahan pada kurikulum merdeka adalah penambahan mata pelajaran Informatika sebagai pengganti TIK pada jenjang SMP, SMA dan Madrasah. Hal ini adalah langkah awal yang bagus untuk membiasakan generasi bangsa dengan teknologi.
“Mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib, sedangkan mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).” (Ditpsd Kemendikbud, 2022). Mata pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna menyelesaikan beragam permasalahan umum.
Melek teknologi adalah hal yang harus dimiliki oleh generasi muda saat ini, bahkan di era mendatang. Hal ini dikarenakan era digital terus berkembang pesat seiring dengan munculnya trend baru dalam dunia teknologi, apalagi hampir berbagai kegiatan sudah bisa dijalankan secara virtual. Itu mengapa perlunya bekal ilmu informatika agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia yang lebih bergengsi ini.
Mata pelajaran informatika menyajikan materi-materi yang cukup kompleks dan sesuai dengan kondisi di era digital seperti saat ini. Berikut ini adalah beberapa alasan yang menjadikan mata pelajaran informatika penting untuk ditambahkan dalam kurikulum:
1. Peka terhadap Perkembangan Teknologi
Mengembalikan pelajaran Informatika merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah menghadapi era society 5.0 di mana persaingan teknologi canggih secara global bukan hal baru lagi. Kunci menghadapi perubahan yang terjadi selama era 5.0 adalah manusia yang harus ikut serta dalam perkembangan teknologi. Dengan penambahan mata pelajaran informatika, siswa dilatih untuk menguasai sejumlah keterampilan komputer yang baik (eudeka, 2022).
2. Membantu siswa menyelesaikan tugas sekolah
Pelajaran Informatika memudahkan siswa dalam menggunakan berbagai aplikasi pengolah kata, pengolah angka, presentasi dan multimedia dengan menggabungkan kemampuan memanfaatkan internet secara maksimal sebagai media belajar yang efektif.
3. Meningkatkan Kreativitas
Salah satu elemen profil pelajar pancasila adalah Kreatif, dimana pelajar diharapkan mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Mata pelajaran informatika juga akan mengubah cara berpikir siswa agar dapat menemukan ide-ide baru yang kreatif. Selain itu, siswa juga dapat bekerja sama dan bertukar pikiran dengan teman-temannya untuk menciptakan ide-ide baru yang lebih besar lagi.
4. Membantu Berpikir Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Mapel Informatika berbeda dengan TIK. Mapel Informatika mengajak siswa untuk memecahkan masalah dan membuat aplikasi dengan berpikir kritis. Di dalam berpikir kritis di bidang komputasi sendiri terbagi dalam empat pilar, yaitu dekomposisi, abstraksi, pengenalan pola dan algoritma. Dengan menguasai keempatnya, siswa akan terbiasa berpikir lebih kritis dalam memecahkan suatu masalah.
Itulah alasan serta keuntungan dari rencana penambahan informatika menjadi kurikulum wajib di jenjang pendidikan SMP. Melihat informatika sangat penting untuk menghadapi persaingan global yang sangat ketat, perlu adanya dukungan dari semua pihak terkait. Dengan begitu harapan siswa dengan skill computer mumpuni bisa terwujud.
Semoga keberadaan Kurikulum Merdeka bisa menjadi cahaya harapan bagi guru-guru TIK dan siswa tingkat SMP dan SMA sederajat. Habis Gelap Terbitlah Terang. Jayalah Informatika.
TIMOR LESTE- Spektrum-nasional.com || Dari semua indera yang dimiliki oleh manusia, indera penglihatan atau mata tampaknya adalah indera yang paling berkembang.
Ume Kbubu (Rumah Bulat) merupakan suatu konstruksi bangunan yang berbentuk bulat yang berfungsi sebagai tempat tinggal suatu keluarga, sehingga Ume Kbubu (Rumah Bulat) merupakan pusat kehidupan dan kekerabatan suatu kaum keluarga. Dalam masyarakat tr