Betun. Spektrum-nasional.com || Sudah sebulan sejak Rabu (21/06/2023) hingga hari ini (25/07/2023) Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malaka, Gabriel Seran dimutasi menjadi Staf Ahli Bupati Malaka Bidang Hukum. Proyek pembangunan Rumah Seroja untuk masyarakat korban badai Seroja 2021 lalu pun mangkrak dan tinggal rangka-rangka. Mimpi para penerima manfaat untuk mendiami rumah impian tersebut, ibarat mimpi tak bertepi alias utopis.
Ada yang salah penggantian posisi Gabriel Seran? Tentu bukan ranah dan kewenangan kita untuk mengatakan kebijakan tersebut salah atau benar. Pemindahan (mutase) pejabat dari satu jabatan ke jabatan lain dalam lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Malaka adalah wenang Kepala Daerah yakni Bupati (Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, red).
Walau demikian, mantan Kalak BPBD Malaka, Gabriel Seran meninggalkan PR (Pekerjaan Rumah) yaitu proyek Pekerjaan Rumah Bantuan Seroja sebanyak 3.118 unit tak tuntas, yang total nilainya mencapai Rp 57.525.000.000 (Rp 5,5 Miliar ).
Terkait proyek tersebut, publik Malaka tentu masih ingat, pernah di bulan Februari 2023, Gabriel Seran mengeluarkan pernyataan bahwa pekerjaan rehab ringan dan berat Rumah Bantuan Seroja sudah rampung 100 persen. Sedangkan untuk kategori rehab berat, disebut akan rampung di April 2023. Pernyataan Gabriel selaku Kalak BPBD kala itu menuai protes. Lantaran, fakta lapangan (kala itu) berbeda dari pernyataan Gabriel. Masih terdapat klasifikasi rehab ringan dan rehab sedang yang tertunggak di Desa Naas, Kecamatan Malaka Barat. Singkatnya, pernyataan Kalak BPBD Gabriel saat itu tidak sesuai fakta di lapangan.
Lalu, tentang klasifikasi rehab berat yang menurut Gabriel sangat yakin akan kelar di bulan April 2023, hingga dirinya dilengserkan dari jabatan Kalak BPBD Malaka pada 21 Juni 2023 hingga hari ini, Selasa (25/07/2023), disepanjang jalan utama melintasi Desa Motaulun, Kecamatan Malaka Barat, terdapat beberapa unit Rumah Seroja Klasifikasi Rehab Berat dibiarkan mangkrak, tinggal rangka. Sementara, beberapa unit rumah seroja yang sudah diatap dan didinding terbengkalai tanpa finishing dan belum dapat dimanfaatkan.
Kondisi tersebut kemudian menstimulasi persepsi dan asumsi publik, Gabriel Seran digeser dari jabatan Kalak BPBD, terkait dengan pekerjaan rumah Bantuan Seroja yang terkesan jalan di tempat. Jika benar demikian, maka asa masyarakat penerima manfaat untuk menempati rumah bantuan tersebut, menjadi beban penyelesaian PR tersebut berada di pundak pejabat Kalak BPBD Malaka yang baru, yakni Rochus Gonzales Funay Seran, yang menjabat sejak 22 Juni 2023 Plt. Kalak BPBD Kabupaten Malaka menggantikan Gabriel Seran. Masyarakat Malaka, khususnya penerima manfaat rumah bantuan seroja berharap dibawah kepemimpinan Rochus, proyek tersebut diselesaikan dan rumah-rumah tersebut dimanfaatkan para penggunanya.
Secuil Harapan Di Pundak Plt Kalak BPBD
Saat menelusuri Kantor BPBD Kabupaten Malaka pada Selasa (25/07/2023), tim wartawan/media menemukan sejumput asa. Ketika berdiskusi santai bersama Plt. Kalak BPBD Malaka, Rochus Gonzales Funay Seran mengungkapkan langkah awal tugasnya sebagai Plt Kalak BPBD Malaka saat ini adalah mengurai benang kusut mandeknya penyelesaian proyek pembangunan rumah Bantuan Seroja saat ini yang telah melilit banyak pihak.
"Langkah awal yang saya buat, setelah dipercaya menjadi Plt Kalak BPBD pada 22 Juni adalah mempelajari laporan yang ada dan melakukan uji petik di lokasi. Dan kita temukan bahwa ada ketidaksesuaian antara fakta di lapangan dengan laporan yang ada," jelas Rochus.
Rochus blak-blakan mengungkapkan kepada wartawan, bahwa ada beberapa unit rumah yang tetap tinggal rangka dan terancam total loss. Apalagi mengingat batas waktu yang diberikan BNPB kepada BPBD Malaka untuk menyelesaikan semua pekerjaan yaitu tanggal 14 Agustus 2023.
"Setelah uji petik, kita gelar rapat koordinasi dengan BNPB. Pekerjaan diperpanjang masa transisi hingga 14 Agustus. Sedangkan pekerjaan terikat kontrak 5 bulan. BNPB beri kita kesempatan untuk mendapat bantuan lain, dengan ketentuan kita harus selesaikan dana siap pakai (rumah bantuan seroja, red) yang ada," tandas Rochus.
Menurut Rochus, setelah melakukan rapat koordinasi dengan BNPB, BPBD Malaka menyurati Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), mantan Kalak BPBD Malaka, Gabriel Seran, para Kontraktor, Konsultan dan Bank BRI. Berdasarkan surat tersebut, digelar rapat pada Senin (24/07/2023). Dan dalam rapat tersebut, sebagian besar kontraktor tidak hadir.
"Kita sebenarnya ingin tahu kendala apa yang sihadapi dilapangan kemudian bagaimana realisasi anggarannya," jelasnya.
Rochus membeberkan, bahwa berdasarkan uji petik atas persoalan tersebut dan rapat koordinasi yang sudah dilakukan, ditemukan 3 hal yaitu (1) Uang sudah dicairkan, pekerjaan belum rampung; (2) Pekerjaan sudah selesai, uang belum cair; (3) Ada pengakuan bahwa belum terima uang dan belum kerja.
Rochus Gonzales Funay Seran dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya sedang melakukan perekapan realisasi anggaran berdasarkan data yang diterima dari Bank BRI.
Fakta Temuan Di Lapangan
Pantauan di lokasi pada Selasa (25/07/2023), terdapat lima unit rumah bantuan seroja di Desa Motaulun Kecamatan Malaka Barat hanya rangka. Kondisi lima unit rumah (rangka-rangka rumah, red) bantuan tersebut tetap sama sebagaimana kondisinya di April 2023. Selain di Desa Motaulun, di Desa Kleseleon, Kecamatan Wewiku juga ditemukan kondisi rumah yang sama.
Ketika melihat foto kondisi rumah yang ditunjukkan wartawan, Plt Kalak BPBD mengatakan, kondisi rumah seperti ini berpotensi total loss. (*SN/Tim)
PJ Gubernur Sumut Akan Tindak Tegas ASN Yang Tidak Netral Dalam Pilkada